Banda Aceh – Pasca berlakunya kebijakan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), akuntan menjadi profesi yang sangat vital. Profesi ini menjadi salah satu dari delapan profesi yang dituntut untuk mampu bersaing secara global.

Hal tersebut disampaikan oleh Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah, dalam sambutannya pada acara pelantikan Pengurus Wilayah Ikatan Akuntan Indonesia Aceh, di Aula Badan Pemeriksa Keuangan Aceh, Rabu (3/4/2019).


“Berlakunya MEA pada dua tahun lalu menuntut seorang akuntan untuk memiliki kesiapan dan keahlian untuk menghadapi ketatnya persaingan MEA,” ujar Plt Gubernur.


Ketatnya persaingan di dunia bisnis, secara otomatis membuat sistem informasi akuntansi semakin selektif dan ketat. Hal inilah yang mendorong lahirnya sebuah metode yang seragam dalam standar akuntansi internasional, atau kita kenal dengan istilah International Financial Reporting Standard (IFRS).


“Di beberapa perguruan tinggi di Aceh, standar akuntansi internasional ini telah diajarkan di kalangan mahasiswa sebagai langkah untuk mempersiapkan para akuntan muda dalam menyongsong era persaingan bebas,” ungkap Nova.


Plt mengungkapkan, fenomena persaingan di kalangan akuntan dunia telah terdeteksi oleh akuntan senior Indonesia sejak puluhan tahun silam. “Hal tersebut mendasari para akuntan senior untuk berembuk pada 23 Desember 1957, hingga akhirnya membentuk Ikatan Akuntan Indonesia sebagai wadah berkumpulnya para akuntan anak bangsa.”


“Berkaca pada visi organisasi ini, dapat dipastikan bahwa IAI ingin berperan dalam memperkuat sektor akuntansi di negeri ini, baik di bidang pendidikan, di pemerintahan, di dunia usaha dan sebagainya. Langkah itu tentu perlu didukung, sebab keahlian akuntan sangat vital dan menjadi tolak ukur dalam melihat kualitas, akuntabilitas dan sistem transparansi dalam manajemen sebuah lembaga,” sambung Nova.


Dalam sistem Pemerintahan, sambung Nova, keahlian seorang akuntan sangat penting untuk mendukung suksesnya Program Reformasi birokrasi, karena tanpa sistem akuntansi yang baik, maka manajemen Pemerintahan pasti akan kacau balau dan menjadi rentan terhadap terjadinya penyalahgunaan kewenangan.
“Oleh karena itu, kemampuan para akuntan mutlak kita butuhkan dalam mendukung terciptanya pemerintahan yang bersih serta pelayanan yang baik kepada publik. Hal ini juga dirasakan oleh Pemerintah Aceh. Maka itu, peningkatan kualitas akuntan dan sistem kerja keuangan di Pemerintahan terus kita perkuat sejak beberapa waktu lalu,” ungkap Nova.


“Alhamdulillah, berkat penguatan itu, sistem pelaporan keuangan Aceh semakin baik, dan selama tiga tahun terakhir ini, laporan keuangan Pemerintah Aceh mendapat penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI,” lanjut Nova.


Meski demikian, Plt Gubernur mengingatkan, bahwa pengetahuan bidang akuntansi sangat dinamis, dan berkembang seiring waktu. Oleh karena itu, keberadaan IAI di Aceh diharapkan dapat mendukung penguatan sektor akuntansi di lingkup Pemerintahan Aceh.


Selain itu, Nova juga berpesan agar peningkatan kualitas ilmu akuntansi di perguruan tinggi perlu ditingkatkan dengan menerapkan sistem akuntansi terbaik di lembaga non Pemerintahan.
“Dengan demikian kita dapat membangun sistem keuangan yang tertib, teratur dan transparan di semua bidang sebagai modal untuk mewujudkan visi Aceh Hebat 2022. Selamat menjalankan amanah kepada pengurus wilayah IAI Aceh yang baru,” pungkas Plt Gubernur Aceh.

ena persaingan di kalangan akuntan dunia telah terdeteksi oleh akuntan senior Indonesia sejak puluhan tahun silam. “Hal tersebut mendasari para akuntan senior untuk berembuk pada 23 Desember 1957, hingga akhirnya membentuk Ikatan Akuntan Indonesia sebagai wadah berkumpulnya para akuntan anak bangsa.”


“Berkaca pada visi organisasi ini, dapat dipastikan bahwa IAI ingin berperan dalam memperkuat sektor akuntansi di negeri ini, baik di bidang pendidikan, di pemerintahan, di dunia usaha dan sebagainya. Langkah itu tentu perlu didukung, sebab keahlian akuntan sangat vital dan menjadi tolak ukur dalam melihat kualitas, akuntabilitas dan sistem transparansi dalam manajemen sebuah lembaga,” sambung Nova.


Dalam sistem Pemerintahan, sambung Nova, keahlian seorang akuntan sangat penting untuk mendukung suksesnya Program Reformasi birokrasi, karena tanpa sistem akuntansi yang baik, maka manajemen Pemerintahan pasti akan kacau balau dan menjadi rentan terhadap terjadinya penyalahgunaan kewenangan.
“Oleh karena itu, kemampuan para akuntan mutlak kita butuhkan dalam mendukung terciptanya pemerintahan yang bersih serta pelayanan yang baik kepada publik. Hal ini juga dirasakan oleh Pemerintah Aceh. Maka itu, peningkatan kualitas akuntan dan sistem kerja keuangan di Pemerintahan terus kita perkuat sejak beberapa waktu lalu,” ungkap Nova.


“Alhamdulillah, berkat penguatan itu, sistem pelaporan keuangan Aceh semakin baik, dan selama tiga tahun terakhir ini, laporan keuangan Pemerintah Aceh mendapat penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI,” lanjut Nova.


Meski demikian, Plt Gubernur mengingatkan, bahwa pengetahuan bidang akuntansi sangat dinamis, dan berkembang seiring waktu. Oleh karena itu, keberadaan IAI di Aceh diharapkan dapat mendukung penguatan sektor akuntansi di lingkup Pemerintahan Aceh.


Selain itu, Nova juga berpesan agar peningkatan kualitas ilmu akuntansi di perguruan tinggi perlu ditingkatkan dengan menerapkan sistem akuntansi terbaik di lembaga non Pemerintahan.


“Dengan demikian kita dapat membangun sistem keuangan yang tertib, teratur dan transparan di semua bidang sebagai modal untuk mewujudkan visi Aceh Hebat 2022. Selamat menjalankan amanah kepada pengurus wilayah IAI Aceh yang baru,” pungkas Plt Gubernur Aceh.

Sumber:
https://humas.acehprov.go.id/mea-membuka-persaingan-profesi-akuntan/

Categories: Berita